web stats

Kamis, 22 Agustus 2013

Surga

Surga, ada yang melihatnya sebagai metafor, ada juga yang tekstual. Tentu keduanya menimbulkan bentuk interpretasi yang beragam. Setiap orang bebas mendefinisikan surga. Orang awam menafsirkan surga sebagai alam akhirat dengan segala bentuk keindahan yang maha dahsyat yang ditawarkan kepada orang-orang baik dan beriman menurut keyakinan masing-masing sebagai hadiah dari segala kebaikan mereka. Pemahaman ini berlaku di masyarakat. Bagiku surga itu sederhana. Sesederhana kata yang dilepaskan dari maknanya. Surga bagiku tidak harus mengacu pada tempat yang sangat indah, seperti taman yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, dengan buah dan naungan yang tak henti-hentinya. Tidak  pula tempat yang dipenuhi oleh bidadari-bidadari perawan berparas jelita yang membetahkan mata memandangnya. Surgaku adalah  KETIKA MENGENALIMU

Surgaku, mengenalimu adalah anugerah. Menatap lentik bulu matamu adalah berkah. Menikmati ranum senyummu seperti menyeduh kopi jika senja menyapa. Kamu adalah kejujuran. kamu adalah kehangatan di kala sekeliling terasa dingin. Kamu tetap bijak di tengah dunia yang hampir sekarat. Kamu tetap anggun meskipun lelah. Kamu tetaplah kamu, meskipun amnesia menderaku. KAMU ADALAH SURGAKU.

Surgaku, Aku kadang merasa sulit mengatakan apa yang kurasakan, meskipun kita terpisah ribuan Mil ataupun hanya sejengkal jauhnya. Aku terlahir dalam waktu, dan aku nyaman bersamamu, sesingkat apapun itu. Aku ingin mengenalmu bukan untuk mengenangmu, dan aku ingin selalu terjaga tidak ingin tertidur dalam kenangan.

Surgaku, seperti inilah caraku mencintaimu, tuntas semuanya kubayar.
Pada harga aku tak menawar.
Tuhan, bukakanlah dan lebarkanlah jalan memasuki surgaku. Dan setelah aku di dalamnya mohon tutup rapat pintunya agar aku tidak menemukan jalan ke luarnya. Amin!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar