web stats

Selasa, 20 Desember 2011

"Surat dari Kampung"

Tak ingin kau basuh wajah di tanah ini, anakku?
Tujuh rasa telah tertancap pada hati yang tersayat luka.
Ini tubuh telah beku
diburu rindu dan sendu kampung yang murung.

Tidakkah kau ingin pulang, anakku?
menyaksikan sawah-sawah kita merah dibantai api kuasa.
Ketakutan menutup mata,
kata menjadi beku
sungguh luka menjadi cerita malam.

Senja telah lelah menari diujung awan
ini saatnya menunggu malam yang tepasung di dalam labirin berdebu.
Maka, digelap itu akan terdengar suara kematian yang berbisik dari ujung bunga yang gugur.

Tidakkah kau rindu pada kampungmu, anakku?
Sungguh tak ku sertakan kutukan pada surat putih ini.
Jika kau tak juga pulang,
tidak juga kuharu dan luruh mengingat langkahmu yang semakin jauh.

Namun,
lihatlah pucuk langit di sana
akan hitam
dan
tak ada lagi yang bisa mendiamkan malam dikampung kita.
kampung kita yang tercatat pilu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar